3 Metode yang Sering Digunakan untuk Menghitung Pph 21 Karyawan
Gaji karyawan yang setiap bulan diterima harus dipotong pajak penghasilan atau PPh 21. Biasanya pihak payroll perusahaan akan langsung memotong pajak penghasilan dari gaji karyawan dan menyalurkan pajak tersebut ke Direktorat Jenderal Pajak. Perhitungan pajak PPh 21 sendiri terdiri dari 3 metode.
Apa saja metode tersebut?
Metode Gross
Yang pertama adalah metode gross up, metode ini digunakan untuk karyawan yang bertanggung jawab atas pajak penghasilan. Gaji bulanan yang diterima karyawan belum dipotong pajak penghasilan.
Contohnya Andini menerima Rp10.000.000 per bulan, maka gaji Andini per tahun adalah Rp120.000.000 sehingga tarif PPh 21 yang berlaku adalah 15%. Jadi, total gaji setahun yakni Rp120.000.000 x 15% = Rp9.900.000 per tahun
Sehingga take home pay yang diterima Andini adalah Rp9.175.000 perbulan
Metode Gross-Up
Metode selanjutnya adalah metode perhitungan Gross up. Metode ini digunakan untuk karyawan yang mendapatkan tunjangan pajak dari perusahaan. Gaji bulanan yang diterima karyawan dinaikkan dulu sesuai besaran pajak penghasilan yang berlaku.
Contohnya bisa diambil dari kasus Andini di atas. Besaran pajak penghasilan yang ditanggung adalah Rp825.000 per bulan. Jika perusahaan tempat Andini bekerja menggunakan metode gross up, maka gaji Andini gaji “dinaikkan” menjadi Rp 10.825.000 per bulan. Barulah setelah itu gaji akan dipotong pajak dan menjadi gaji bersih tiap bulan.
Metode Net
Dan yang terakhir adalah metode net. Metode ini diperuntukkan kepada karyawan yang pajak penghasilannya ditanggung perusahaan. Sekilas hampir sama dengan metode gross, bukan? Tetapi yang menjadi pembeda adalah gaji karyawan yang diterima tidak ada potongan pajak dengan kenaikan gaji.
Misalkan perusahaan tempat Andini bekerja menggunakan metode net, maka gaji Andini sebulan tidak mengalami kenaikan lalu dipotong pajak dan akan menerima gaji Rp10.000.000.
Itulah beberapa metode perhitungan pajak penghasilan PPh 21 yang dilakukan perusahaan. Penetapan pajak penghasilan agak rumit dan tricky, mengingat jumlah komponen gaji yang beragam. Contoh komponen gaji tersebut adalah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tunjangan, potongan, dan lain-lain. Padahal HRD dituntut mampu menghitung pajak penghasilan dengan cepat dan akurat.
Perusahaan dapat mengandalkan Payroll System yang akan memudahkan pengelolaan gaji karyawan termasuk pajak penghasilan. Contoh payroll system yang banyak dipercaya perusahaan adalah LinovHR. Payroll System dari LinovHR banyak dipercaya dan digunakan oleh perusahaan karena sudah terbukti mampu memproses pajak penghasilan dengan akurat dan cepat menggunakan berbagai macam metode perhitungan pajak PPh 21.
Dengan begitu, kinerja HRD jauh lebih efektif dan efisien tanpa harus berkutat dengan perhitungan pajak penghasilan yang memakan waktu lama.
Itulah beberapa metode perhitungan pajak penghasilan yang biasa digunakan perusahaan. Perusahaan dapat memilih salah satu metode di atas sesuai dengan kondisi dan operasional internal perusahaan. Semoga dapat membantu!
Sumber Penulisan: https://www.linovhr.com/perhitungan-pph21/
Posting Komentar